"Kami tidak ingin Undip mendidik mahasiswanya menjadi nelayan, tapi didiklah mereka agar mampu membangun sektor kemaritiman," katanya saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-59 Undip di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu.
Dia juga meminta pihak civitas akademika Undip melakukan penelitian yang bisa meningkatkan produktivitas kelautan dan perikanan.
"Selembar ijazah bisa hilang karena terbakar, tapi ilmu tidak akan hilang selama dipraktikkan," ujar Wapres.
Wapres mengingatkan bahwa tidak ada artinya bagi Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 90 ribu kilometer, namun pengekspor ikan terbesar justru Thailand.
"Marilah berpikir, bagaimana nelayan berpenghasilan bagus, bagaimana mengebor minyak di laut lebih banyak," katanya.
Dia juga mendorong agar Undip memperbanyak riset yang memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Wapres menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas berbagai pencapaian Undip.
Sementara itu, Menteri Ristek Dikti M Nasir mendorong Undip memiliki daya saing yang tinggi, mengingat indeks daya saing global Indonesia turun peringkat dari 38 menjadi 41 di antara 144 negara di dunia.
"Ini penting bagi Undip karena jangan sampai laboratorium jadi kenangan sejarah, tapi jadikan tempat untuk inovasi," kata menteri yang juga salah satu guru besar Undip itu.
Rektor Undip Prof Yos Johan Utama menyampaikan tekadnya bahwa perguruan tinggi negeri yang dipimpinnya itu akan dijadikan universitas riset.
"Sekitar 60 persen riset Undip ada aspek kemaritiman. Undip siap mendukung kebijakan pemerintah di semua bidang," ujarnya.
Setelah menghadiri acara di Undip, Wapres dan rombongan dijadwalkan meninjau lokasi pembangunan terminal di Bandar Udara Internasional A Yani, Semarang, sebelum bertolak menuju Jakarta.
Wapres yang didampingi istri, Mufidah Jusuf Kalla melakukan kunjungan kerja ke Makassar dan Semarang pada 14-15 Oktober 2016.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Wapres dorong Undip prioritaskan pendidikan kemaritiman"
Posting Komentar