Pendiri Jugnuu Pramodh Rai saat ditemui di Enabling Village, Singapura, Kamis, mengatakan akan mengembangkan usaha aplikasi ponsel gratis untuk belajar bahasa Inggris ini ke Indonesia, khususnya Jakarta.
Meski demikian dirinya belum dapat mengatakan kapan tepatnya kerja sama bisnis edukasi tersebut akan mulai berjalan.
Wirausaha sosial yang menjadi salah satu pemenang program Young Social Entrepreneurs (YSE) 2013 yang digelar Singapore International Foundation (SIF) ini masih akan fokus menjangkau murid-murid dari keluarga kurang mampu di negaranya untuk 2016.
"Saya kemarin (Rabu, 19/10) baru dari Jakarta. Saya sudah datangi dua sekolah di sana, sekarang kita baru tahap penjajakan apakah aplikasi ini bisa dimanfaatkan di sana," kata Pramodh.
Pramodh bersama beberapa rekannya pada awalnya mengembangkan aplikasi ponsel ini untuk membuat murid sekolah dasar yang berasal dari keluarga kurang mampu di India pandai berbicara dan menulis bahasa Inggris.
Menurut dia, setiap murid di India "dipaksa" untuk bisa berbahasa Inggris mengingat semua buku dan penyampaian pelajaran menggunakan bahasa asing tersebut.
Pada saat bersamaan murid-murid di sana tidak boleh tinggal kelas, sehingga jika mereka tidak menguasai bahasa Inggris akan semakin sulit memahami pelajaran yang disampaikan guru di sekolah di kelas berikutnya.
"Jika mereka tidak menguasai bahasa Inggris bagaimana mereka nanti bisa memahami pelajaran lain yang diajarkan pada mereka. Ini alasan kami ingin membantu dengan aplikasi tersebut, karena banyak dari murid yang kurang menguasai bahasa asing tersebut berasal dari keluarga kurang mampu," lanjut Pramodh.
Jugnuu yang artinya kunang-kunang, ia mengatakan menjadi solusi yang akan memberikan biaya rendah untuk edukasi terutama bagi murid sekolah dasar dari keluarga berpenghasilan rendah.
Aplikasi ini justru didesain untuk membuat murid belajar bahasa Inggris melalui audio.
Cara kerja aplikasi ini sebenarnya, menurut Pramodh, tidak diunduh layaknya aplikasi ponsel yang lain. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan secara "off line" karena tidak membutuhkan jaringan internet, namun hanya jaringan telepon saja.
Murid-murid pun, lanjutnya, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar telepon karena sebenarnya mereka yang akan menerima telepon selama hingga 15 menit sebanyak tiga kali seminggu untuk menerima pelajaran bahasa inggris secara audio.
"Murid-murid di India mengikuti pelatihan kami saat musim panas selama sekitar enam minggu. Mereka lantas akan mendapatkan nomor pin yang nantinya akan menentukan kapan mereka akan ditelepon untuk mendapat pelajaran bahasa Inggris," ujar Pramodh.
Tingkat keberhasilan masing-masing murid akan berbeda, ada yang dalam waktu tiga kali telepon menunjukkan progres yang pesat namun ada yang butuh hingga enam kali telepon untuk menjadi lebih baik, katanya. Dari hal tersebut dapat diketahui pula tingkat keberhasilan aplikasi, sekaligus dapat menjadi bahan evaluasi.
Sebagai wirausaha sosial baru, Jugnuu, menurut dia, cukup berjalan baik karena sudah mampu menjangkau 600 murid dari keluarga kurang mampu di India.
Harapannya dari jumlah tersebut yang menggunakan aplikasi ini dapat menyebar lebih luas lagi, termasuk untuk membantu anak-anak di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Wirausaha sosial India jajaki bisnis edukasi di Jakarta"
Posting Komentar