"Sistem ini bisa memperpanjang masa simpan produk pertanian dan aman," kata pimpinan Centre for Plasma Reseacrh Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip Dr. M. Nur, DEA, di Semarang, Jumat.
Menurut dia, sistem itu bekerja dengan pencucian dan penirisan menggunakan air berozon sehingga menghilangkan jamur, bakteri, kapang, dan pestisida yang bisa memicu pembusukan produk pertanian.
Dengan dihilangkannya mikroorganisme sumber pembusuk, lanjut dia, produk pertanian bisa disimpan lebih lama meski ditaruh di dalam ruangan, apalagi jika disimpan di dalam cold storage.
Mantan Dekan FSM Undip itu mencontohkan cabai yang tanpa perlakuan khusus biasanya rontok dalam tiga hari, namun bisa bertahan tiga bulan lebih jika sudah dilakukan perlakuan dengan teknologi ozon.
"Apalagi, teknologi ozon ini murah. Generator ozon yang kami buat ada dua unit dengan masing-masing enam generator bisa menghasilkan ozon sebesar 300 gram/jam dan 500 gram/jam," katanya.
Bahkan, kata dia, memungkinkan pula dibuat generator yang kapasitasnya lebih kecil, misalnya 100 gram/jam, namun sebenarnya semprotan ozon dari alat itu bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.
Nur memastikan penggunaan sistem berteknologi ozon itu aman secara kesehatan karena sudah teruji, baik untuk buah-buahan dan sayuran, seperti salak, tomat, cabai, hingga bawang-bawangan.
Lebih jauh, ia mengatakan sistem berteknologi ozon itu bisa dikembangkan lagi secara lebih luas, termasuk untuk penyimpanan beras dan komoditas lainnya sehingga bisa bermanfaat lebih besar.
Penelitian FSM Undip bersama PT Dipo Technology itu, kata dia, difasilitasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) 2016.
"Produk ini sudah kami hibahkan kepada Kelompok Tani Aspakusa Makmur di Boyolali. Mereka ini penyuplai sayuran di supermarket di Jateng, Jatim, dan DIY. Kami lakukan pendampingan," pungkasnya.
Sementara itu, Dekan FSM Prof. Dr. Widowati mengatakan produk riset itu merupakan capaian yang patut diapresiasi karena ada integrasi antara academy, business, government, and community.
"Produk berteknologi ozon ini nantinya kan dimanfaatkan masyarakat atau komunitas. Jadi, penelitian dan produk yang dihasilkan diharapkan mampu semakin menyejahterakan masyarakat," katanya.
Untuk riset dan penelitian, kata dia, Undip melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) mengajukan sekitar Rp60 miliar, namun untuk produk itu sekitar Rp800 juta.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Ilmuwan Undip ciptakan pengawet sayuran berteknologi ozon"
Posting Komentar