Alternat Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO, TA Fauzi Soelaiman, Kamis, mengatakan, Indonesia sebelumnya juga pernah menjadi angora Badan Eksekutif ini pada 2011-2015. Kemudian Indonesia turun dari keanggotannya untuk memberikan kesempatan negara lain Asia Pasifik menjadi anggota Badan Eksekutif UNESCO, ujarnya.
Menurut Soelaiman, pemilihan dilakukan di pagi hari Rabu saat Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO, Hotmangaradja Pandjaitan, memasukkan kertas suara untuk keenam group yang ada di UNESCO.
Hasil dari pemilihan ini langsung diumumkan Rabu sore hari waktu Paris atau tengah malam di Indonesia dalam rapat pleno.
Terpilihnya Indonesia di Badan Eksekutif UNESCO sangat strategis bagi kepentingan nasional mengingat negara-negara anggota Badan ini mempunyai kesempatan untuk lebih menyuarakan kepentingannya dan ikut menentukan putusan-putusan UNESCO dalam bidang yang ditangani UNESCO yaitu: pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, serta komunikasi dan informasi.
Badan Eksekutif yang terdiri dari 58 negara biasanya bertemu dua kali setahun untuk merumuskan program dan budget UNESCO yang kemudian hasilnya diserahkan ke Sidang Umum yang beranggotakan 195 negara untuk disetujui bersama.
Keanggotaan ini merupakan keanggotaan Indonesia yang ke-delapan setelah Indonesia bergabung di UNESCO sejak tahun 1950. Perolehan 160 suara pada pemilihan kali ini atau masuk dalam tiga besar dalam Grup Asia Pasifik ini menunjukkan Indonesia sangat penting untuk berkiprah di Badan Eksekutif UNESCO.
Untuk menjadi anggota Badan Eksekutif ini, Indonesia sudah mengajukan minatnya sejak awal 2016. Indonesia juga mengadakan berbagai acara, yaitu memamerkan hasil proyek Indonesian Funds in Trust (IFIT), pembagian buku anak-anak mengenai Komodo dalam tiga bahasa kepada seluruh delegasi dan staf sekretariat UNESCO, penyerahan empat karya seni Indonesia ke UNESCO, dan Pembukaan Klub Pencak Silat di UNESCO yang semuanya dilakukan pada Oktober.
Indonesia juga mengadakan pendekatan secara pribadi dengan mendatangi maupun menyurati seluruh delegasi tetap UNESCO.
"Terpilihnya Indonesia sebagai anggota EB UNESCO akan memberi ruang strategis bagi Indonesia untuk berkontribusi menentukan standard setting yang dilakukan UNESCO," kata Pandjaitan.
Editor: Ade Partogi Marboe
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 Response to "Indonesia jadi anggota Badan Eksekutif UNESCO"
Posting Komentar