"Ini untuk mendukung industri yang berada di daerah. Untuk Riau sebagai penghasil minyak terbesar di Indonesia diminta membuka prodi terkait dengan bidang perminyakan," kata Direktur PCR Dr. Hendriko saat acara wisuda di kampus Pekanbaru, Sabtu.
Dia mengatakan kemungkinan dalam satu atau tahun lagi jurusan itu akan dibuka dengan bantuan pemerintah pusat. PCR belum akan membuka prodi teknik pemboran dan perminyakan tahun depan karena butuh proses izin.
Saat ini jurusan ataupun prodi di PCR diantaranya Jurusan Akuntansi, Teknik Ekektronika, Teknik Komputer, Teknik Mekatronika, Teknik Telekomunikasi, Teknik Sistem Informatika, Teknik Elektronika Komunikasi, dan Teknik Informatika. Meski begitu menurutnya, ketika belum ada prodi itu, lulusan PCR juga sudah banyak yang bekerja di sektor perminyakan.
Berdasarkan kajiannya terhadap lulusan, jebolan PCR jumlahnya 80 persen yang bekerja, selebihnya tidak bekerja ataupun berwirausaha. Masa tunggu untuk bekerja, lanjutnya juga tidak lama yakni enam bulan.
Sementara itu, Vice President PT Chevron Pasific Indonesia yang hadir dalam wisuda itu, Albert Simanjuntak mengucapkan selamat kepada PCR yang akan membuka prodi baru teknik pembiran. Hal ini akan menambah wahana pengembangan sember daya manusia industri migas di Riau sebagai daerah penghasil.
Namun dikatakannya situasi saat ini pada induatri migas dunia maupun Indonesia trennya menurun. Tapi kenyataannya ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas lima persen. "Artinya saat migas turun ada industri lain timbuh, kita harus mampu melihat peluang bisnis lain dan harus berani juga keluar dari zona nyaman," jelasnya.
Riau yang dikenal sebagai provinsi kaya minyak kini juga memiliki industri lain yang berkembang yakni kelapa sawit. Selain itu juga ada industri bubur kertas hasil olahan dari kayu akasia. Kedua industri yang ada di Riau itu juga sebagai daerah penghasil terbesar di Indonesia.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 Response to "Politeknik Caltex Riau buka prodi teknik pemboran perminyakan"
Posting Komentar