"Kami harus tegaskan bahwa tidak ada toleransi untuk plagiarisme di kampus ini," ujar Intan di Jakarta, Rabu.
Intan Ahmad yang juga Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), itu menjelaskan pihaknya akan mengembalikan kembali kehormatan UNJ yang tercoreng akibat plagiarisme di program pascasarjana.
Disinggung apakah dengan ditemukannya praktik plagiarisme di kampus itu maka gelarnya akan dicabut, Intan menjelaskan bahwa hal itu tergantung pada senat universitas.
"Senat yang memutuskan, apakah nanti gelarnya akan dicabut atau tidak," katanya.
Intan menegaskan bahwa tindakan plagiarisme merupakan tindakan yang tidak bisa ditolerir dalam dunia akademik. Untuk itu, dia mengingatkan agar masyarakat membiasakan sejak dini untuk tidak melakukan plagiasi.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Mohamad Nasir, PhD pada tanggal 25 September 2017 resmi membebastugaskan sementara Prof Djaali dari jabatan Rektor UNJ.Hal itu dikarenakan ditemukannya praktik plagiarisme di universitas itu. Menristekdikti kemudian menugaskan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Prof Intan Ahmad, PhD sebagai Plh Rektor UNJ.
Ada dua tugas utama yang diberikan oleh Menristekdikti kepada Plh Rektor UNJ Prof Intan Ahmad. Pertama, menyelesaikan program S3 pascasarjana (agar segala sesuatunya sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi) dan permasalahan-permasalahan lainnya yang ada dilingkungan UNJ. Kedua, mengawal dan mendampingi pemilihan Rektor UNJ.
"Secepatnya kami akan kembalikan kampus ini, menjadi kampus yang terhormat kembali," kata dia.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 Response to "Rektor UNJ: tidak ada toleransi untuk plagiarisme"
Posting Komentar